Rentang perjalan dunia mode dunia sudah sepanjang peradapan manusia
itu sendiri, tak pernah lepas diri kita akan busana yang kita gunakan
dan bagai mana sebuah rancangan mode seorang perancang mode mengubah
cara hidup kita, dan bagai mana kita memandang diri terhadap linkungan
dan budaya.
Berkembang seiring dengan dunia mode, menciptakan secara pasti sebuah
aliran yang sangat berkembang secepat perkembangan dunia mode itu
sendiri, dan seiring mereka memberikan nuansa yang tak lagi menjadi apa
yang awalnya diciptakan, tidak lagi sebagai medium acuan atau sebagai
foto produk, ia berefolusi menjadi sebuah bentuk hasil olah rasa yang
tinggi. Foto fashion tidak lagi berbentuk foto produk tapi berkembang
menjadi aliran yang mengutamakan artistik tinggi yang mewakili rancangan
itu sendiri dengan tingkat persaingan dalam menjual ide, konsep dan
tidak hanya dari sisi rancangan mode, tapi juga tehnik fotografi, tata
make-up dan rambut, tata gaya, tata ruang dan lain sebagainya yg
menghasilkan sebuah karya seni. Banyak fotografer mode yang dalam
bekerja tidak hanya mengandalkan crew (asistennya) saja tapi mereka
sangat membutuhkan dan saya rasa kedudukan mereka sama dengan si
fotografer, tak lain adalah sang fashion stylist, yg sangat bertanggung
jawab akan keserasian mode yg dikenakan dengan konsep, ide dan mood yang
akan dibangun oleh sang fotografer, atau yang diinginkan oleh client
mereka. Satu orang lagi yang tak kalah pentinggya adalah si Make-up
artist, dia juga sangat berpengaruh dalam menyulap seorang model yg
tampak biasa menjadi seorang diva.
Banyak kita lihat karya-karya maestro fashion yang sangat elegan dan
cantik dipamerkan diruang publik seperti bilboard, poster dan juga
majalah-majalah mode. Jika kita ikuti perkembangannya dari tiap era maka
apa yang dihasilkan oleh seniman foto atas sebuah rancangan mode
tersebut selalu mewakili era tersebut, seperti era 40-an diman wanita
masih sangat feminim dan tegar, kuat, namun sederhana, maka ide dan
konsep fotonya tidak akan jauh dari foto2 yang menggambarkan sebuah
garis rancangan mode yang sangat elegan dan glamour. Masuk dalam era
psychedelic (70-an) atau yang kita kenal dengan generasi bunga, dimana
semua gerakan ditujukan atas penentangan atas perang, maka mode dan
konsep fotonya pun banyak yang tidak jauh dari gambaran mimpi, keindahan
surga yang dicapai dari segala bentuk obat-obatan yang menjadi prima
dona pada era itu.
Dalam perkembangan dunia foto fashion saat ini terjadi sebuah
pengulangan bentuk penggarapan yang tercipta akan ispirasi masa-masa
kejayaan duani fasion 40, 60-70-an, di mana masa 80 merupakan masa
kegelapan dunia mode. Saya rasa era 80-an ini sudah dilupakan, karena
ini adalah tahun dimana semua orang berlomba untuk menjadi orang aneh,
fashionnya sangat artificial, namun memiliki khasnya era tersebut, era
cupu kata anak sekarang. Penterjemahan akan sebuah konsep foto atas
sebuah mode, tidak lagi terbatas akan era yang diwakilinya, banyak
fotografer yang sudah merasa jenuh dengan gaya dan ide yang sangat
monoton, yang hannya menonjolkan garis-garis rancangn dari sang
perancang mode, atau sang perancang mulai menutupi rahasia rancangannya
agar tidak mudah di bajak seperti vcd dan dvd yang dengan mudahnya
didapat di glodok dan ratu plasa, hemmmmm siapa yang tau.
Di mana batas antara sebuah foto porno, art nude dan foto sopan sudah
tidak ada batas, maka makin meraja lela ide dan konsep yang disodorkan
ke halayak penikmat mode, seperti kita liat foto-foto promo produk
Guess, yang sangat jelas membaurkan batasan-batasan antara sensualitas
dan keindahan (bisa tubuh, bisa produknya bisa yang …..). Atau rankaian
foto promo produk Dior, dengan model yang berkeringat disekucur tubuhnya
dan menari bak cewek yang sedang menikmati sensualitasnya, atau
Burberry, sebuah produk baju yang dgambarkan dengan seorang wanita
berpenampilan dengan kelas yang sanagt jelas yautu golongan A dengan
baju seperti era 40-an namun sedikit nakal, digambarkan dengan cara
duduk si model yang seperti laki-laki sehingga tersingkap belahan bagian
tengah rok tersebut hingga tersingkap -maaf- celana dalamnya, namun
dengan eksekusi hitam putih dan set ruang dan tata gaya yang sangt
menunjang foto ini tidak tampak foto murahan dan yg bisa mengundang kaum
feminis mengamuk…tidak sama sekali.
Kini eksploitasi sex tidak lagi ada perbedaanya di dunia fotgrafi,
disaat dunia fashion jenuh akan eksekusi fotografi yang monoton,
eksekusi semacam ini menjadi sebuah pencerahan dan memang sex adalah
sumber inspirasi yang tidak pernah habisnya, seperti kitab Kamasutra,
yang selalu ingimn digali dan difahami sebagai sebuah gaya hidup modern.
Dimana posisi-posis gaya yang awalnya hanya dilakukan oleh
bintang-bintang porni atau panggung penari erotis, kita bingkai-bingkai
foto itu dipindahkan oleh fotografer-fotografer abad ini ke lembar foto
atau majalah fashion sebagai bentuk seni yang tidak murahan, seperti
Bhetina Reims, David Lachapelle, Jurgen Tylor, Mchiell Thomson, Nick
Knight, dan masih banyak lagi, mereka bukan fotografer kacangan atau yng
baru muncul, eksekusi mereka tidak lagi berdasarkan tehnik semata, tapi
berdasarkan konsep, bmereka bekerja berdasarkan konsep, ide dan fashion
itu sendiri.
Makanya jangan heran jika kita melihat hasil jepretan mereka
dimajalah fashion seperti Vouge, iD, W, V, Bazzar, Surface, dll, sangat
seksi, sangat sexual tapi indah, cantik dan mempesona, namun bukan karya
porno.
Selamat datang di dunia mode, semoga anda bisa menikmatinya….