Selamat datang di
Fashiongraphers, sebuah blog yang membahas seputar dunia fashion photography serta seluk beluknya, kami juga menyediakan beberapa item unik dan cantik yang bisa anda miliki dan pesan.

Facebook Pages

Popular Posts

Photobucket

Membeli tas kamera karena?

Gaby Herbstein, Maestro fotografi "sureal classic in urban culture"

Selasa, 13 Desember 2011

Dengan pemikiran inovatif dan bakat kreatif yang unik, seniman dapat menarik jutaan hati selama berabad-abad lebih! Ketika orang-orang kreatif menghasilkan karya seni dengan hati mereka, jiwa, dan pikiran, pasti menyentuh emosi dan perasaan penikmatnya . Karya Seni Gaby Herbstein adalah contoh dalam hal ini.

Gaby Herbstein seorang yang memiliki nama yg sangat  terkenal di dunia fotografi. Dia berasal  dari Buenos Aires, Argentina. Dalam 17 tahun perjalanan di dalam fotografi, Gaby telah bekerja untuk merek nasional dan internasional yang berbeda. seperti halnya  L'Oreal, Kanada Cleaning, Procter & Gamble, Garnier, Sony, dan Telcel.

Koleksinya karya seni nya telah banyak dikoleksi oleh museum-museum terkenal di Argentina. Bahkan, salah satu negara paling maju seperti Amerika Serikat juga tidak bisa berhenti mengaggumi semua dari ide-ide fotografi sureal dari Gaby. hasilnya ia masuk kedalam  ke dalam top-notch galeri seni kontemporer di Miami. Dia juga mewakili Argentina di Pameran Buku Internasional Miami.

Gaya fotografi Gaby sebernya terlihat unik dan berbeda. Foto-fotonya berdiri keluar  dari gambaran sempurna pada pencitraan yang merupakan konsep pemikirannya. kita dapat melihat penggunaan gambar fotografi  kreatifnya di sebagian budaya, fashion dan pertunjukan umum. Dia adalah seorang fotografer profesional kelas atas yang menggunakan kreativitasnya bukan hanya untuk keuntungan komersial tetapi untuk amal juga.

Semoga karyanya banyak memberi Inspirasi buat kita :)





Read Post | komentar (1)

Foto Fashion, Tahun 1945 -1950

Stanley Kubrick adalah seorang penulis dan sutradara terkenal untuk film seperti Lolita, Dr Strangelove, 2001: A Space Odyssey, A Clockwork Orange dan The Shining. Sebelum ia mulai karirnya sebagai sutradara , dia adalah seorang fotografer untuk majalah LOOK antara tahun 1945 dan 1950. Museum Kota New York dan VandM + baru-baru ini memilih 25 foto-foto Kubrick dari 10.000 negatif untukuntuk di jual dalam sebuah pelelangan, dan hampir keseluruhan dari hasil penjualan karyanya di sumbangkan pada Museum Kota New York.








Stanley Kubrick photos of new york (2)
Stanley Kubrick photos of new york (4)
Stanley Kubrick photos of new york (3)
Stanley Kubrick photos of new york (6)
Read Post | komentar

Li Wei, sang penantang gravitasi

Li Wei adalah seorang seniman yang punya karya luar biasa dari Beijing Cina .. Foto menantang gravitasi Nya telah menarik perhatian dunia, menangkap momen momen yg serasa mustahil dan berbahaya , sangat extrim. Anda akan menemukan setiap foto karyanya yang tergantung di dalam situasi berbahaya. terlepas dari banyaknya perdebatan tehnik yg dia lakukan dengan photoshop atau bukan, tapi Li wei emang punya konsep berkarya, yang membedakannya dengan fotografer lain.




Li Wei Art 01
Li Wei Art 05
Li Wei Art 14
Li Wei Art 11







Read Post | komentar (1)

Pilihan bergaya Ala Street Culture Minggu ini...

Minggu, 11 Desember 2011

Street culture, emang lagi ngetrend bangett sekarang ini...terutama di negara2 pengusung mode ini seperti korea dan jepang. juga Amerika serikat dan beberapa negara eropa lainnya...berikut beberapa pilihan trendy untuk minggu ini..



ADIDAS "Need for Speed The Run"

Electronic Arts dan adidas Originals baru baru ini  mengumumkan  kerja sama kemitraan gaya hidup dan permainan game untuk Need for Speed ​​™ Run. Konsumen tidak hanya akan melihat sepatu adidas Superstar di Need for Speed ​​Run, tetapi mereka juga akan merilis edisi terbatas  yang akan tersedia di semua toko Adidas Originals di seluruh Amerika Serikat.



VISVIM LAMINARIA 25L 


 visvim telah menyajikan K-Pack di versi baru musim ini. Adalah Laminaria tema yang telah ditunjukkan sebelumnya pada versi 20L. Model 25L fitur flap yang masih sama sama dengan bawah kulit. Sejumlah warna baru versi merah anggur ditampilkan di sini yang dijadwalkan untuk rilis di pengecer pada minggu ini.



 Keisuke Baba- Eariler Englatailor


 Keisuke Baba telah merilis sebuah trend styling di bawah nama eariler Englatailor pada tahun ini. Sekarang mereka telah berkolaborasi  dengan tema yang  mirip sama  gaya punk Inggris, dan sudah dipamerkan untuk umum. termasuk hoodies, t-shirt, celana pendek, kemeja dan rompi MA-1. Koleksi sudah rilis pada 17 September 2011.



 Luminox Steel Colormark 3150 Black/Black

Luminox Steel Colormark 3150 Black/Black

 Luminox telah merilis jam tangan baru baru Colormark 3150  Sea Series, terbuat dari bahan  baja di semua colorway hitam, termasuk tali, sehingga terlihat seperti siluman yang  fantastis.

Read Post | komentar (1)

Motret Model diluar ruangan...


 Untuk memotret model di luar ruangan, ada beberapa teknik yang perlu diperhatikan oleh para fotografer pemula, antara lain :
1. Gunakan kamera pada posisi ZOOM agar model bisa berada agak jauh dari anda.
2. Jangan menggunakan lensa pada posisi Wide Angle ( lensa lebar ) karena ada akan efek distorsi, model terlihat lebih lebar.

3. Bila memotret model di luar ruangan, usahakan mencari waktu saat sinar matahari masih soft ( 8-10 pagi hari atau 3-5 sore hari ). Hal ini ditandai dengan bayangan di bawah kelopak mata atau hidung serta leher tampak lembut.

4. Gunakan teknik pencahayaan samping, dimana cahaya datang dari sisi kiri atau kanan model.
5. Untuk mengantisipasi sisi model yang tidak terkena cahaya, anda bisa menggunakan teknik fill in light (cahaya pengisi). Teknik fill in light yang sederhana adalah menggunakan kertas putih atau kain putih sebagai reflektor ( media pantul cahaya matahari )
6. Untuk model dengan ukuran tubuh sedang, posisikan kamera pada tengah tengah frame serta tingginya sejajar dengan model.
7. Untuk model dengan ukuran tubuh lebih gemuk atau lebar, usahakan mengambil posisi agak serong kira atau kanan agar model terlihat lebih kurus.
8. Untuk pemotretan model luar ruangan, pilihkan lokasi yang tidak begitu rame dan latar belakang yang lembut sehingga model menjadi tampak dominan. Pemilihan warna background pun diusahakan menghindari warna merah karena warna ini cenderung membuat warna kulit lebih pucat atau bahkan kebiru – biruan.
9. Penjiwaan oleh model sangatlah penting karena akan mempengaruhi aura dari foto yang dihasilkan, usahakan membuat model merasa nyaman dan rileks, umumnya ini akan didapat setelah 30 menit pemotretan.
10. Komunikasi yang baik penting dilakukan agar model tidak kehilangan mood, seperti menyampaikan pose yang kurang bagus, sebaiknya dibangkitkan saja rasa percaya diri sang model dengan berkata “Ok..”, “Bagus..”, “Great.. next pose please… ”
Read Post | komentar (1)

Apa yang anda inginkan ketika mempelajari fotografi?

Berbicara mengenai
fotografi, banyak sekali dari kita yang
lebih tertarik pada prosesnya dan
secara tidak sadar melupakan tujuannya.
Kita terlalu asik dengan rutinitas
browsing photography gear terbaru,
mencari kegiatan-kegiatan “gerombolan
fotografi” yang fun, menyenangkan
dan membanggakan tapi melupakan
atau bahkan jangan-jangan tidak pernah
memiliki cita-cita.

Sebenarnya apa
yang anda inginkan ketika mempelajari
fotografi? Menyenangkan hati dengan
foto yang luar biasa bagus? Seperti apa
bagusnya? Apakah kita pernah mencarinya,
mencetaknya dan memasangnya
di dalam benak kita untuk diingat
setiap harinya jika kita terlalu malas
untuk memasangnya di tempat yang
membuatnya sering terlihat setiap
harinya?

Jika anda ingin menjadi fotografer
professional, menjadi fotografer seperti
apakah yang anda mau? Siapakah
sosoknya? (Tapi jangan keburu menyimpulkan
saya menyarankan anda
untuk menjadi foto copy dari idola
anda tersebut). Seperti apa pekerjaannya,
bagaimana rutinitasnya, berapa
bayarannya, foto seperti apa yang
dihasilkan, bagaimana kesejahteraannya, dll.

 


Tujuan adalah hal yang begitu sederhana
sehingga membuat banyak orang
melupakannya. Namun hal yang begitu
sederhana ini ternyata malah menjadi
modal dasar keberhasilan anda dalam
berevolusi.
Read Post | komentar

visvim Summit Papoose Lamina Backpack

Sabtu, 10 Desember 2011

Here is the new Summit Papoose Lamina Backpack release from visvim. The ultra light daypack comes with a Japanese ‘Konbu’ baked nylon upper with a coated Italian canvas lower section. Laptop sleeve, audio player pocket and headphone cord port are of course all integrated into this beautiful new pack by the Japanese brand, which has released today in overall 4 colorways.




















http://visvim.tv/

Read Post | komentar

Before & After, wajah wajah cantik yang membuat anda tertipu...

Anda mungkin sering memperhatikan betapa cantiknya model2 dari hongkong atau pun jepang, selain terlihat sexy mereka juga terlihat inoncent alias babyface. tapi tahukah anda rahasia di balik wajah cantik mereka tersebut...coba perhatikan gambar2 di bawah ini. Yup, ternyata make up yang benar dan yang mengerti karakter dari sang model dapat merubah penampilan biasa menjadi luar biasa. mungkin ini bisa jadi inspirasi yang baik saat anda hendak melakukan pemotretan modeling :)

Read Post | komentar (1)

Terlalu memaksakan style dan egonya juga bisa merusak pasar

Jumat, 09 Desember 2011

Photographer yang terlalu memaksakan style dan egonya juga bisa merusak pasar. “tiap majalah, tiap brand punya market dan gayanya sendiri-sendiri. Jangan dipaksa, nanti produknya nggak laku. Dan kalau produknya nggak laku, industrinya mati fotorgafernya mau motret apa?”   pengetahuan tentang fashion justru menjadi harga mati bagi seorang fashion photographer. “Motret itu justru urusan paling terakhir. Cara kita  kerja, jual diri, trend dan pengetahuan tentang fashion itu jauh lebih awal.”  pengetahuan fashion seorang fashion photography nggak boleh ketinggalan dan kurang.  

“Prosesnya selalu mulai dari produk. Pemahaman produk itu paling awal. Setelah itu baru penggunaan teknis untuk menterjemahkan konsep.” .

. Kalau suka pasti datang dari dalam hati. Dan kalau dari dalam hati pasti jujur dan apa adanya. Jadi jangan ngomong style kamu seperti apa. Biar orang lain yang menilai.” Berbicara mengenai kontribusi fashion
stylist dalam sebuah pemotretan fashion , porsinya harus seimbang. Dan untuk bisa seimbang pengetahuan fashion sang photographer juga harus kuat, karena seorang fashion stylist pada umumnya memiliki wawasan fashion yang sangat baik dan up to date. “Dunia fashion terkadang kejam. Kalau sudah keluar omongan: ini bajunya last season banget ya? Wah bahaya sekali.”

Berbicara mengenai cara jualan ke majalah, ada dua cara yang bisa dilakukan. “Pilih majalah yang kita suka, pelajari gayanya seperti apa. lalu bikin yang seperti itu, lalu approach ke sana.”  “cara lain adalah berangkat
dari apa yang kita suka. Bikin saja apa yang kita suka dan coba tawarkan ke majalah.”  Namun begitu buat mereka yang sudah establish kadang terjadi yang disebut “product come to them”, artinya product yang menyesuaikan gaya sang fotografer.

 “Fashion photography ada uangnya asal jangan dihancurkan. Jangan sampai yang tidak cari uang di situ iseng-iseng masuk dengan harga cincai.Kasihan yang hidup di situ.”
“Kalau kita nurut dengan ladang masing-masing jadi tidak berantakan. Jangan lompat pagar dan ngacak-acak lading orang.”

Read Post | komentar

LUKI ALI, FASHION PHOTOGRAPHY YANG SEBENARNYA


Salah satu subject dalam fotografi yang tergolong banyak peminatnya adalah fashion photography. Kesan glamour & prestise yang seringkali melekat pada profesi fashion photographer seringkali menjadi magnet yang kuat dalam menarikpeminat. Tapi apakah itu baik atau tidak, perdebatannya masih belum berakhir. Untuk itu, pada kesempatan kali ini kami menghadirkan seorang Luki Ali. Fashion photographer yang belakangan menjadi satu nama yang sangat diperhitungkan di bidangnya ini ternyata memiliki pemikiran dan spirit yang luar biasa matang.
Pada awalnya Luki hanyalah seorang pemuda yang senang mencari media untuk mengeluarkan unek-unek. “Saya suka nulis, musik, painting. Intinya cari cara untuk nuangin unek-unek.” Ungkapnya. Ia merasa perjalanannya di fotografi mungkin hanya jadi satu bagian dari proses eksplorasi yang masih terus dilakukannya.
Perkenalannya dengan fotografi terjadi ketika ia mendapat hadiah ulang tahun berupa kamera poket pada tahun 2005.

Iseng-iseng memotret hal-hal sederhanamalah berujung pada tawaran memotret untuk majalah. “saya sangat beruntung karena hampir nggak ada usaha untuk masuk majalah. Tapi kesempatannya
malah datang.” Tegasnya.Tahun 2007 Luki Ali belajar fashion photography selama 2 bulan di Italy. “di sana saya belajar sejarah, teknis, fashion, make up, hair style, branding, dan macam-macam.” Kenangnya. Setelah menyelesaikan pendidikannya Luki kembali ke Indonesia dan mulai merintis karirnya sebagai fashion photographer dan mendirikan majalah fashion photography DEW. Fashion photography menurut Luki adalah tentang menjual produk.

“Pentingsekali bagaimana seorang fashion photographer mengerti produk, market dan harga dan bagaimana cara menjual produk yang ia foto.” Tegasnya. “Bukan masalah style. Produk yang sama bisa aja gayanya berbeda di market yang berbeda. Untuk itu fashion photographer nggak boleh egois.” Lanjutnya. “Kita ini bukan artis. Kita hanyalah fashion worker” tegasnya lagi. Sayangnya Luki melihat banyak yang masih belum mengerti perbedaan mendasar antara fashion worker dan fashion people. “Banyak yang merasa being a fashion photographer is cool. Padahal enggak. It’s not cool at all.” Tegasnya. “Mungkin mereka merasa keren karena fashion photographer dapat undangan di mana-mana. Mulai dari fashion show sampai gathering lingkungan fashion.

Padahal sebenarnyacapek.” Sambungnya lagi. Luki beranggapan bahwa banyak orang tertarik menjadi fashion photography karena hanya melihat hasil dalam framenya saja. Tapi mereka tidak melihat prosesnya. Persiapannya. Di luar framenya yang begitu berantakan dan melelahkan. “Being a fashion photographer artinya harus up to date. Setiap tahun label mengeluarkan baju baru 4 kali. Itu baru dari 1 brand. Belum lagi termasuk make up, rambut yang juga ada trend yang terus berkembang. Jadi benar-benar melelahkan untuk keep up to datenya.” Tegasnya.

Masih berbicara mengenai fashion photo, Luki beranggapan bahwa pemahaman seorang fotografer terhadap produk yang difoto adalah harga mati. “picture harus telling a story tentang siapa yang pakai. Jadi bukan sekedar apa yang kita suka, tapi seperti apa penggunanya.” Ungkapnya. “Fotografer fashion nggak bisa memaksakanstylenya pada fotonya. Bisa jadi foto bagus tapi produknya nggak laku karena fotonya tidak sesuai dengan marketnya.” Sambungnya. Setiap negara juga punya ciri khas dan karakter fashion fotonya masing-masing. “New York kesannya dinamis, London lebih kea rah street, Paris mewah
tapi sedikit urakan.” Tegasnya. Luki melihat penting bagi Indonesia untuk menemukan karakternya. “Yang harus diperhatikan adalah jangan terlalu local karena jadi sulit dicerna market international. Jadi terkadang harus di-blend dengan bahasa universal”. Sambungnya.
Read Post | komentar

Mensoal Photogarfi tua ala Indonesia ( part 2 )

 “Kalau kita lihat di Negara-negara maju, bakat-bakat muda dari bidang apapun bisa bersanding atau bahkan
menyusul pencapaian seniornya. Setiap harinya artis musik baru lahir, group band baru mencetak hitsnya, fotografer baru menghias media massa dengan foto-fotonya. Namun di Indonesia, khususnya di fotografi bakat-bakat muda belum mendapat tempat yang cukup untuk mereka tinggal landas.” “Kita masih mengisi otak kita dengan nama-nama lama. Tidak heran jika fotografer-fotografer muda punya gaya yang begitu tua.” .

sudah saatnya bagi yang muda untuk menarik gerbong fotografi Indonesia dengan warna baru dan tenaga baru yang bisa berlari lebih cepat. “Jika kita diminta untuk menuliskan 10 orang fotografer favorit kita maka lebih dari 70%nya berusia di atas 35 tahun. Atau bahkan ada yang menulis kesemuanya di atas 50 tahun.” Ungkapnya. “Apa jadinya jika mereka yang masih berusia 20-30an awal berkiblat hanya pada mereka yang berusia 50-60 tahun. Akhirnya orang-orang muda ini punya gaya berfotografi yang begitu tua.

“kurang ajar” terhadap mereka yang tua. “Ini bukan masalah “melengserkan”
yang senior, tapi kita semua harus sama-sama sadar bahwa mereka yang muda seharusnya tidak dilunturkan
identitasnya. Salah satu caranya adalah dengan memberi tempat bagi fotografer-fotografer muda di hati mereka.”

 “Fotografi erat hubungannyadengan trend. Setiap masa ada trendnya. Ini berhubungan dengan usia dan gaya hidup. Setiap orang muda punya warna dan idealisme sendiri. Kadang terlihat memberontak. Namun Pemberontakan dalam arti yang positif ini jangan justru dilupakan dan dihancurkan dengan tidak adanya benchmark dan panutan yang usianya tidak terlalu jauh dengan mereka.”  “Mengapa perlu benchmark yang muda? Sepele saja. Setiap orang pastinya lebih “nyambung” dengan kakaknya, atau temannya dibanding
dengan orang tua atau kakeknya kan? Dengan bergaul dengan kakak/temannya, mereka bisa mengembangkanwarna mereka karena memiliki kesenjangan yang lebih sempit dibandingkan
dengan orang tua. Begitu juga dengan fotografi, kalau yang sedang belajar ini nggak punya preferensi yang bisa mengerti gaya dan warna mereka, maka warna mereka akan luntur dan pudar.
Read Post | komentar

Mensoal Fotografi tua ala indonesia ( Part 1 )



Apresiasi terhadap bakat-bakat muda fotografi Indonesia yang berjuang dan berhasil menunjukkan warnanya sendiri,menampilkan fotografi yang sama baik atau lebih baik dari pendahulunya namun dengan warna dan gaya muda masih begitu minim.

Jika berkaca pada dunia musik, mereka yang sudah senior dan makan asam garam tersingkirkan oleh nafas-nafas baru yang lebih up to date, dan lebih “masa kini” , dunia fotografi Indonesia sepertinya belum menyediakan tempat yang layak untuk fotografer-fotografer muda yang punya warna sendiri, warna yang bukan melunturkan atau menghapuswarna pendahulunya, tapi yang memperkaya.

Menyedihkan ketika lembaga pendidikan fotografi, lomba-lomba foto, seminar dan workshop begitu didominasi oleh nama-nama lama, seolah memaksa bakat-bakat muda untuk dihembusi nafas tua. Menyedihkanmelihat bakat-bakat muda mempraktikan dan menghasilkan foto yang gayanya sama dengan gaya berfotografi
seniornya yang 30-40 tahun lebih tua darinya. 


Sementara bakat-bakat muda yang berhasil menunjukan eksistensi dan hasil dari perjuangannya seolah-olah belum mendapat tempat yang leluasa. Tongkat estafet sudah disodorkan kepada penerus muda,

namun fotografer tua yang menyodorkannya belum mau melepaskannya. Mereka memilih untuk berlari bersama yang muda, menuntun mereka dan membuat yang muda tidak bisa berlari kencang dan harus berlari bersama dengan ritme sang tetua.
Read Post | komentar

PHOTOGRAPHY BENCHMARK REDEFINED



Fotografi erat hubungannya dengan trend dan perubahan. Esensi fotografi sebagai media perekam kehidupan tentunya juga bergantung pada kehidupan yang terus berubah itu sendiri. Ketika object foto selalu “bergerak” mengikuti berubahnya kehidupan, trend dan gaya hidup maka gaya fotografi pun sangat berubah.
Jika kita buka-buka buku yang mengisahkan sejarah fotografi, maka terlihat jelas betapa gaya berfotografi pun terus berkembang, walaupun terkadang masih ada pengaruh dari gaya yang terdahulu. Segala sesuatunya mungkin memang harus berubah. Ilmuwan-ilmuwan dunia mulai dari bidang teknologi informasi, biologi, kimia, ekonomi, bisnis, marketing, komunikasi sepakat bahwa perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan oleh siapapun, dan pastinya juga bagi fotografi.
Yang menyedihkan adalah ketika kita melihat bakat-bakat muda yang tidak memiliki identitas. Pola pikirnya adalah pola pikir tua. Mentalitasnya adalah mentalitas post power sindrom, hanya penampilannya saja yang muda. Bagaikansebuah produk elektronik rekondisi,barang bekas yang didandani agar terlihat muda dan baru.
Indonesia sebagai Negara yang tradisi dan sejarah fotografi yang belum panjang,
dan semakin tidak panjang ketika budaya mendokumentasikan sejarah tidak diberdayakan, menjadi ladang di mana regenerasi berjalan secara semu. Manusia-manusia muda dengan ketertarikan terhadap fotografi masih minim untuk bersuara dan menunjukkan warna dan identitasnya.  

Banyak dari kaum muda kita yang berdiri di bawah ketiak senior kita, mendewakannya, menjadikannya
panutan dan sayangnya terlalu banyak mengekor padanya. Akhirnya seperti barang rekondisi, wajah-wajah muda dengan penampilan masa kini namun selera berfotografi yang begitu tua.


Melihat foto-foto karya fotografer muda yang bisa ditemui di blog, situs jejaring social, serta pameran-pameran foto bagaikan melihat album foto usang di mana foto-foto yang terpajang
masih kental oleh warna dan gaya berfotografi mereka yang sudah tua, yang sudah purnabakti.
Sebagian memilih untuk maklum, karena sejarah fotografi Indonesia yang masih pendek, masih pagi. Sehingga kaum muda yang berani melakukan “pemberontakan” dengan suara dan nafas segar kaum muda belum nampak.
Sebagian besar dari kita yang muda masih begitu takjub, terinspirasi dan sayangnya terjebak untuk menjadi
foto copy dari mereka yang lebih senior dari kita.
Read Post | komentar

3 hal yang sangat penting untung menghasilan hasil karya yang menjual



Dalam Fashion Photography sebenernya penggabungan antara Dunia Fesyen dengan Dunia Fotografi, yang keduanya saling menyatu. perlu peranan model serta para fotografer profesional yang mampu mengambil "one shot" menjadi suatu karya 2 dimensi yang dapat memukau orang lain terutama para konsumen karena ini termasuk pendukung dalam bisnis fesyen atau pun kosmetik dan lainnya.

Dalam dunia gabunga ini "Fashion Photography"
ada 3 hal yang sangat penting untung menghasilan hasil karya yang menjual.
yakni:

1. Fashion (Tata Busana)
fesyen ini sangat berperan karena busana yang dikenakan para model harus keren, unik tapi tidak boleh berlebihan dipadukan dengan tema buasana dan warna sebagai daya pikat tersendiri itulah seni dari tatabusana.para desainer terkenal yang sudah punya merek dagang tersendiri pun punya kelebihan ataupun keunikan dari mode mode yang dikeluarkan tak heran dalam pagelaran para model mengenakan tema pakaian sampa dandanan pun mirip sekali.





2. Model (boneka fashion)
para model inilah boneka dalam fashion, coba bayangkan jika tak ada model lantas pakaian nya diapakan ? nah garis besar para model itu baik laki laki maupun perempuan tidaklah cantik maupun tampan tapi punya keunikan dan kekhasan masing masing dan pula "personality" itu sangat penting yaitu kepribadian yang baik dan sopan. menurut pandangan gue para model kebanyakan memiliki tulang pipi yang kuat bisa dikatakan peyot namun itulah keunikan para model dan tak lupa para model tidak semua cantik seperti mariah carey adapula yang standart tapi mereka "Fotogenik" itu yang terpenting dalam mengeuti karir model cantik saat di foto, pintar mengambil eagle yang pas dan cakap itu yang wajib ! tak heran mata model dalam foto itu sungguh menawan dan memberikan arti dan suatu cerita dalam foto yang dihasilkan. mau tau legend dunia modelling itu ialah Tyra Banks, ia sampai dibuat boneka lilin di museum maddam tausand lho hebat.

3. Fotografer profesional
siapa yang mengambil gambar ? tidak salah lagi kalau bukan para fotografer yang profesional tentunya karena ini sangat berpengaruh pada hasil apabila model nya menawan pakaiannya menjual namun foto yang dihasilkan tidak dapat menutupi segala keindahan yang lainnya. ini akan membuat suatu ketimpangan tersendiri. lihai menggunakan kamera SLR lihai memainkan cahaya, lihai mengedit gambar supaya lebih sempurna itulah fotografer. dalam Fashion para fotografer harus peka terhadap gaya berfoto para model agar lebih dan lebih mengagumkan.
Read Post | komentar

disaat dunia fashion jenuh akan eksekusi fotografi yang monoton



Rentang perjalan dunia mode dunia sudah sepanjang peradapan manusia itu sendiri, tak pernah lepas diri kita akan busana yang kita gunakan dan bagai mana sebuah rancangan mode seorang perancang mode mengubah cara hidup kita, dan bagai mana kita memandang diri terhadap linkungan dan budaya.

Berkembang seiring dengan dunia mode, menciptakan secara pasti sebuah aliran yang sangat berkembang secepat perkembangan dunia mode itu sendiri, dan seiring mereka memberikan nuansa yang tak lagi menjadi apa yang awalnya diciptakan, tidak lagi sebagai medium acuan atau sebagai foto produk, ia berefolusi menjadi sebuah bentuk hasil olah rasa yang tinggi. Foto fashion tidak lagi berbentuk foto produk tapi berkembang menjadi aliran yang mengutamakan artistik tinggi yang mewakili rancangan itu sendiri dengan tingkat persaingan dalam menjual ide, konsep dan tidak hanya dari sisi rancangan mode, tapi juga tehnik fotografi, tata make-up dan rambut, tata gaya, tata ruang dan lain sebagainya yg menghasilkan sebuah karya seni. Banyak fotografer mode yang dalam bekerja tidak hanya mengandalkan crew (asistennya) saja tapi mereka sangat membutuhkan dan saya rasa kedudukan mereka sama dengan si fotografer, tak lain adalah sang fashion stylist, yg sangat bertanggung jawab akan keserasian mode yg dikenakan dengan konsep, ide dan mood yang akan dibangun oleh sang fotografer, atau yang diinginkan oleh client mereka. Satu orang lagi yang tak kalah pentinggya adalah si Make-up artist, dia juga sangat berpengaruh dalam menyulap seorang model yg tampak biasa menjadi seorang diva.

Banyak kita lihat karya-karya maestro fashion yang sangat elegan dan cantik dipamerkan diruang publik seperti bilboard, poster dan juga majalah-majalah mode. Jika kita ikuti perkembangannya dari tiap era maka apa yang dihasilkan oleh seniman foto atas sebuah rancangan mode tersebut selalu mewakili era tersebut, seperti era 40-an diman wanita masih sangat feminim dan tegar, kuat, namun sederhana, maka ide dan konsep fotonya tidak akan jauh dari foto2 yang menggambarkan sebuah garis rancangan mode yang sangat elegan dan glamour. Masuk dalam era psychedelic (70-an) atau yang kita kenal dengan generasi bunga, dimana semua gerakan ditujukan atas penentangan atas perang, maka mode dan konsep fotonya pun banyak yang tidak jauh dari gambaran mimpi, keindahan surga yang dicapai dari segala bentuk obat-obatan yang menjadi prima dona pada era itu.



 
Dalam perkembangan dunia foto fashion saat ini terjadi sebuah pengulangan bentuk penggarapan yang tercipta akan ispirasi masa-masa kejayaan duani fasion 40, 60-70-an, di mana masa 80 merupakan masa kegelapan dunia mode. Saya rasa era 80-an ini sudah dilupakan, karena ini adalah tahun dimana semua orang berlomba untuk menjadi orang aneh, fashionnya sangat artificial, namun memiliki khasnya era tersebut, era cupu kata anak sekarang. Penterjemahan akan sebuah konsep foto atas sebuah mode, tidak lagi terbatas akan era yang diwakilinya, banyak fotografer yang sudah merasa jenuh dengan gaya dan ide yang sangat monoton, yang hannya menonjolkan garis-garis rancangn dari sang perancang mode, atau sang perancang mulai menutupi rahasia rancangannya agar tidak mudah di bajak seperti vcd dan dvd yang dengan mudahnya didapat di glodok dan ratu plasa, hemmmmm siapa yang tau.

Di mana batas antara sebuah foto porno, art nude dan foto sopan sudah tidak ada batas, maka makin meraja lela ide dan konsep yang disodorkan ke halayak penikmat mode, seperti kita liat foto-foto promo produk Guess, yang sangat jelas membaurkan batasan-batasan antara sensualitas dan keindahan (bisa tubuh, bisa produknya bisa yang …..). Atau rankaian foto promo produk Dior, dengan model yang berkeringat disekucur tubuhnya dan menari bak cewek yang sedang menikmati sensualitasnya, atau Burberry, sebuah produk baju yang dgambarkan dengan seorang wanita berpenampilan dengan kelas yang sanagt jelas yautu golongan A dengan baju seperti era 40-an namun sedikit nakal, digambarkan dengan cara duduk si model yang seperti laki-laki sehingga tersingkap belahan bagian tengah rok tersebut hingga tersingkap -maaf- celana dalamnya, namun dengan eksekusi hitam putih dan set ruang dan tata gaya yang sangt menunjang foto ini tidak tampak foto murahan dan yg bisa mengundang kaum feminis mengamuk…tidak sama sekali.



Kini eksploitasi sex tidak lagi ada perbedaanya di dunia fotgrafi, disaat dunia fashion jenuh akan eksekusi fotografi yang monoton, eksekusi semacam ini menjadi sebuah pencerahan dan memang sex adalah sumber inspirasi yang tidak pernah habisnya, seperti kitab Kamasutra, yang selalu ingimn digali dan difahami sebagai sebuah gaya hidup modern. Dimana posisi-posis gaya yang awalnya hanya dilakukan oleh bintang-bintang porni atau panggung penari erotis, kita bingkai-bingkai foto itu dipindahkan oleh fotografer-fotografer abad ini ke lembar foto atau majalah fashion sebagai bentuk seni yang tidak murahan, seperti Bhetina Reims, David Lachapelle, Jurgen Tylor, Mchiell Thomson, Nick Knight, dan masih banyak lagi, mereka bukan fotografer kacangan atau yng baru muncul, eksekusi mereka tidak lagi berdasarkan tehnik semata, tapi berdasarkan konsep, bmereka bekerja berdasarkan konsep, ide dan fashion itu sendiri.

Makanya jangan heran jika kita melihat hasil jepretan mereka dimajalah fashion seperti Vouge, iD, W, V, Bazzar, Surface, dll, sangat seksi, sangat sexual tapi indah, cantik dan mempesona, namun bukan karya porno.
Selamat datang di dunia mode, semoga anda bisa menikmatinya….
Read Post | komentar

Julius Bramanto, The Young Photographer of The Year



Fashion photography adalah tempat untuk para fotografer yang dinamis, kreatif dan unik. Bidang fotografi ini seringkali diasosiasikan dengan hal hal yang berbau glamour, uptodate, bahkan 'nyeleneh'. Tapi memang itulah justru yang membuat Fashion Photography banyak diminati oleh fotografer, tidak terkecuali Julius Bramanto. Fotografer muda yang baru saja dinobatkan menjadi : The Young Photographer of The Year oleh salah satu majalah fashion terkemuka di dunia, ELLE.
Julius mengawali karirnya sebagai seorang asisten di sebuah studio bernama "Spring Time" di London. Lalu melanjutkan karirnya di Indonesia tahun 2008 sebagai seorang fotografer profesional.

seorang fashion fotografer no satu yang harus ditekankan adalah 3C, Concept, concept dan Concept. Konsep yang kuat adalah modal penting untuk berkreasi di dunia fashion Photography. Julius memberikan tips-tips seputar bagaimana mendapatkan inspirasi untuk konsep konsep fotonya.


 Beberapa inspirasinya adalah lingkungan disekitar kita, Julius memberi contoh foto foto yang bertemakan "Les Invisble", yang menceritakan tentang bagaimana orang orang yang ada tapi keberadaannya dianggap tidak ada. semua hal bisa dijadikan sumber inspirasi untuk foto, tinggal nanti kreatifitas kita sebagai seorang fotografer yang menentukan.

 Make Your Superteam
Julius Bramanto adalah salah satu fotografer muda yang terkenal dengan kekuatan TIM-nya. sebagai sebuah hobi, mungkin fotografi hanya membutuhkan satu orang, fotografer saja akan tetapi sebagai sebuah industri khususnya di dunia fashion photography, fotografi selalu didukung oleh banyak elemen, model, make-up artist, hair stylish, Fashion Stylish, dan lainnya.
Read Post | komentar

Tampil Gaya Tas Kamera Yg Trendi Dan Multifungsi



Seiring dgn semakin terjangkaunya kamera digital SLR (DSLR) maka perkembangan aksesoris pendukung termasuk tas kamera juga semakin berkembang.

Salah satunya yg dibuat oleh perusahaan dan butik tas Jill-e yg membuat berbagaim macam bentuk dan ukuran tas utk kamera DSLR.
 
Butik tas tentu saja menawarkan bukan sebatas fungsi dan proteksi utk kamera DSLR tetapi juga mengedepankan fesyen.

Koleksi tas yg dimiliki tidak terlihat seperti sebuah tas kamera melain tas utk fesyen. Dan mempunyai jenis baik utk pria maupun wanita.

Sisi baiknya dgn mempunyai tas kamera seperti ini, selain anda tentu lebih bergaya, tas ini tidak akan "mencuri" perhatian para pencuri yg memang tahu bahwa kamera DSLR itu mahal.

Sisi buruknya, harganya lumayan mahal mulai dari 1 jutaan ke atas.

Sumber: otakku.com
 
Read Post | komentar (1)
 
© Copyright fashiongraphers 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all